Kamis, 04 Agustus 2011


LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


JUDUL
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
DI KELAS V
SDN 7 SADANIANG TAHUN 2011



Oleh

MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIM 819161104





DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH DASAR NEGERI 7 SADANIANG
TAHUN 2011











PENGESAHAN

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1.     Judul :” Pendekatan Tutor Sebaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita di Kelas III SDN 7 Sadaniang Tahun 2011 “
2.     Katagori penelitian                           :  Penelitian Tindakan Kelas
3.     Peneliti                                               
Nama Mahasiswa                                    :  MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIM                                                         :  819161104
Program Studi                                         :  S 1 PGSD
Jumlah Peneliti                                       :  1 Orang
Mata Pelajaran                                        :  Matematika
4.Tempat/tgl Pelaksanaan                      
Tempat                                                    :  SD Negeri 7 sadaniang
Waktu                                                      :  Tanggal 14 Mei 2011 ( siklus I )
   Tanggal 20 Mei 2011 ( siklus II )
5.Kerja sama dengan teman sejawat       :
Nama                                                       :  DEWI RHIKAWATI,S.Pd
NIP                                                           :  198604142010012015
Tempat tugas                                           :  SDN 7 Sadaniang
6.Lama Penelitian                                   :  Maret s.d Mei 2011


Mengetahui                                                         Sadaniang,30 Mei 2011
Supervisor                                                                       Mahasiswa


ALI SADIKIN,S.Pd                                             MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIP:197204211994091001                                 NIM : 819161104








SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama                          : MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIM                            : 819161104
UPBJJ-UT                   : Pontianak


Menyatakan bahwa :

Nama                          : DEWI RHIKAWATI,S.Pd
Tempat Mengajar       : SDN 7 Sadaniang
Guru Kelas                  : IV

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.



Sadaniang,9 Mei 2011
Teman sejawat                                                    Mahasiswa


DEWI RHIKAWATI,S.Pd                                   MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIP.198604142010012015                                  NIM.819161104









ii
KATA PENGANTAR


Atas berkat rahmat Allah swt, Laporan perbaikan pembelajaran ini dapat diselesaikan. Selain untuk meningkatkan hasil pembelajaran, Laporan ini dibuat sebagai persyaratan untuk melengkapi mata kuliah Pemantapan Kemampuan Prefesional (PKP) PDGK 4501 dan sebagai tugas akhir program studi Strata Satu (S1) PGSD. Laporan ini membahas tentang perbaikan pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia di Kelas III SD Negeri 7 Sadaniang Tahun 2011
Dengan selesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Tutor pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta kepala Sekolah dan teman sejawat yang membantu baik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajran maupun penyusunan laporan ini sehingga dapat berjalan dengan baik.


Sadaniang,26 Mei 2011
Penulis


MUKSIN,A.Ma.Pd.SD
NIM 819161104













iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN                                                              i
SURAT PERNYATAAN                                                      ii
KATA PENGANTAR                                                                      iii
DAFTAR ISI                                                                                     iv
I.     PENDAHULUAN
A. Latar Belakang                                                           1
B. Perumusan Masalah                                                    2
C. Tujuan Perbaikan                                                        3
D. Manfaat Perbaikan                                                     3
II.    KAJIAN PUSTAKA                                                                 4
III.   PELAKSANAAN PERBAIKAN                                        
A.    Subjek Penelitian                                                      8
B.    Deskripsi persiklus                                                    8
IV.   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil                                                                          11
B.    Pembahasan                                                               11
V.    KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN                                                           15
B. SARAN                                                                       15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN












iv
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DI KELAS V
SDN 7 SADANIANG TAHUN 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga berkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa , proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa, (Depdikbud 2003). Menurut Kline (dalam Karso,2002 : 140) menyatakan bahwa pembelajaran matematika adalah untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan dalam kehidupan.
Dewasa ini permintaan akan penguasaan terhadap matematika bagi kehidupan terus meningkat, sehingga diperlukan suatu pembelajaran matematika yang bermutu seiring dengan tuntutan dunia pendidikan yang harus dapat mengikuti perkembangan-perkembangan baru ilmu dan teknologi.
Sejalan dengan harapan dan tujuan terhadap kemampuan untuk menguasai matematika,terhadap banyak persoalan yang terjadi di dalam pembelajaran matematika itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Waskur ( 2002 : 1).”terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya saja pada saat pertama mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana,semangkin tinggi sekolahnya,semangkin sukar matematika yang dipelajari,maka matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit,rumit dan memperdaya”.Keadaan seperti ini akan semangkin berat apabila didukung oleh proses pembelajaran matematika yang masih berpusat kepada guru,seperti penyampaian guru yang cenderung bersifat monoton,tidak kreatif dan tanpa alat peraga.
Pengajaran matematika akan biasa disebut berjalan dan berhasil dengan baik,manakala ia mampu mengubah peserta didik selama ia terlibat didalam proses pengajaran itu,dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung.Dengan demikian factor guru menjadi sangat strategis dan penting dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.Artinya guru harus memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran agar mutu dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Menurut Nuryani Y.Rustamam ( 2004 : 50 ) bahwa guru mempunyai kesempatan besar untuk mengubah suatu kondisi atau atmosfir pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik.
Pembelajaran yang baik harus diperankan oleh guru yang professional.Guru yang profesional harus mampu merancang, melaksanakan dan menilai suatu pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan berhasil dalam belajar.
Sebagai pengajar penulis menyadari bahwa keberhasilan siswa dalam belajar dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan masih belum mencapai hasil yang memadai. Terdapat beberapa mata pelajaran yang masih terkesan sulit untuk dikuasai oleh siswa, diantaranya adalah mata pelajaran matematika. Hal itu penulis katakana karena dalam melaksanakan pembelajaran di kelas terkadang masih mengalami permasalahan sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Ketika mengajarkan mata pelajaran matematika di kelas V SDN 7 Sadaniang pada materi pokok “ Simetri Lipat “ ternyata hasil belajar sebagian besar siswa belum memuaskan, sehingga sangat berpengaruh terhadap pencapaian Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) mata pelajaran matematika yang ditargetkan 75%.
Berdasarkan hasil analisa penulis sebagaimana pengalaman mengajarkan yang telah dilakukan, ternyata dari 20 siswa hanya 11 siswa yang mendapat nilai 60 keatas  atau hanya mencapai rata-rata 55%. Dari analisa tersebut, teridentifikasi bahwa akar permasalahan rendahnya pemahaman siswa adalah sebagai berikut :
1)Strategi yang di terapkan dalam pembelajaran kurang efektif sehingga siswa sulit untuk memahami materi ajar, 2) Pembelajaran masih terkesan klasikal, 3).Tidak memggunakan media yang menarik.
    Sebagaimana pengalaman tersebut penulis melakukan perancangan perbaikan pembelajaran agar permasalahan yang dihadapi  tidak terulangi lagi. Untuk itulah penulis melakukan kerja sama dengan teman-teman untuk merancang perbaikan pembelajaran kembali dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar siswa dapat meningkat.
    Selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, penelitian itu bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada program S1 PGSD yang sedang dijalani.

 B.Perumusan Masalah
     Adapun rumusan masalah untuk mengatasi permasalahan sebagaimana yang dikemukakan pada latar belakang adalah :
1.Apakah dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi Simetri Lipat.
2.Bagaimana penerapan pendekatan metode Contextual Teaching and Learning agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
3.Adakah pengaruh pendekatan metode Contextual Teaching and Learning terhadap minat belajar siswa.

C.Tujuan Perbaikan
     Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan bertujuan:
1.untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan metode Contextual Teaching and Learning
2.Untuk meningkatkan pehaman siswa dalam mempelajari simetri lipat
3.Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan matematika

D.Manfaat Perbaikan
     Adapun manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini diantaranya:
a.Bagi siswa:
1.Dapat menggunakan konsep simentri lipat dalam kehidupan sehari-hari
1
2.Melatih siswa dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah terhadap konsep yang dipelajari
b.bagi guru:
1.menambah wawasan dan kompetensi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran agar kualitas hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
2.mengembangkan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran melalui metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat dan terarah.
c.Bagi sekolah:
1.memberikan informasi bagi pengelola program sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.Menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru dan pencapaian prestasi siswa.
























BAB II
KAJIAN PUSAKA
A.Pengertian Matematika
     Ruseffendi (27:1993) menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,tetapi adanya matematika untuk membantu masalah social,ekonomi dan alam.
Dengan demikian matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geomaetri.

B.Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
     CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.Dari konsep diatas terdapat tiga hal yang harus kita pahami :
1)     CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
2)     CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata,artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memory siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
3)     CTL mendorong siswa untuk dapat  menerapkannya dalam kehidupan,artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang  dipelajarnya, akan tetapi bagaimaaaana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari –hari, (Depdiknas,2003:6)   
Sehubungan dengan hal itu,Terdapat beberapa karakteristik dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yakni :
a.      Kerja sama
b.     Saling menunjang
c.      Menyenangkan, tidak membosankan
d.     Belajar dengan bergairah
e.      Pembelajaran terintegrasi
f.      Menggunakan berbagai sumber
g.     Siswa aktif
h.     Sharing dengan teman
i.       Siswa kritis guru kreatif
j.       Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja sama siswa, peta-peta, gambar, artikel,humor dan lain-lain
k.     Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa,laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain,(Depdiknas, 2003 :7)
C.Asas-asas CTL
a.Konstruktivisme
     Pengertian konstruktivisme menurut Wina Sanjaya (2006:12) adalah “Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”. Menurut pengembang filsafal konstruktivisme Mark Baldwin dan diperdalam oleh Jean Piaget dalam Wina Sanjaya (2006:13) menyatakan bahwa “Pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata,tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.
b.Inkuiri
     Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri.Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Proses menemukan inilah yang dirangsang secara optimal lewat penerapan strategi pembelajaran CTL.
Ada beberapa langkah dalam kegiatan menemukan (inkuri) yang dapat dipraktekan di kelas :
1)  Merumuskan Masalah;
2)  Mengamati dan melakukan observasi;
3)  Menganalisis dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan bagan, table dan karya lain.
4)  Mengkomunikasikannya atau menyajikan hasil karya pada pembaca,teman sekelas guru audien yang lain.(Suparno 1997:50).

c.Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL,guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Cara guru memancing siswa untuk bertanya akan dapat tereksplorasi dengan baik. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; mengecek pemahaman siswa;membangkitkan respon siswa; mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
d.Masyarakat belajar (Learning Community)
Leo Semenovich Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat di pecahkan sendiri,tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja sama saling member dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan.Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.
e.Pemodelan (Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya : Guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru olah raga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberikan contoh bagaimana cara memainkan alat music,guru biologi memberikan contoh bagaimana cara menggunakan thermometer,dan lain sebagainya.
f.Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru di pelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang baru di terima. Misalnya,ketika pelajaran berakhir, siswa”merenung” kalau begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, mestinya dengan cara yang baru saya pelajari, sehingga file dalam computer saya lebih tertata. Pengetahuan diperoleh melalui proses, pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit.
g.Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan guru pada saat ini, biasanya ditekankan pada aspek intelektual sehingga alat evaluasi yang digunakan terbatas pada pada pengguna tes. Dengan tes dapat diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata. Penilaian nyata (Authentic assessment) adalah prosa yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak;apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.






BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Subjek Penelitian
a. Tempat penelitian  :Di SD Negeri 7 Sadaniang. Dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri atas 12 laki-laki dan 8 perempuan.
b. Waktu pelaksanaan :Siklus I tanggal 14 Mei 2011
                                              Siklus II tanggal 20 Mei 2011
Tabel 1.
Jadwal pelaksanaan tindakan
No
Kegiatan
          Pelaksanaan
Maret
April
Mei
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
Perencanaan


v
v











2
Tindakan I






v
v







3
Tindakan II












v


4
Penyusunan Laporan













v
v

     Prosedur pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui empat tahapan yang meliputi: Tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
a)   Rencana yaitu: membuat rencana tindakanuntuk melakukan perbaikan mutu atau pemecahan masalah. b) Tindakan yaitu: mengimplementasikan tindakan tersebut sesuai dengan rencana. c) Observasi yaitu: melakukan pengamatan terhadap efek dari tindakan yang diberikan. d) Refleksi yaitu: merefleksikan hasil tindakan tersebut,sebagai dasar perencanaan berikutnya.

B.Deskripsi per siklus
Siklus I (pertama)
1.Perencanaan ;
a.Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
b.Menyiapkan skenario pembelajaran
c.Menyiapkan dan memeriksa sarana belajar/alat peraga: gambar, lembar kerja, instrument pengamatan dll.
d.Kesiapan pengamat (teman sejawat).
2. Pelaksanaan ;
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan perbaikan:
a.Menyiapkan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
b.Memberikan pertanyaan interaktif yang berkaitan dengan materi
c.Menjelaskan materi pokok pelajaran Simetri Lipat
d.Memberikan tugas kepada siswa mengerjakan soal latihan
e.Membagi siswa menjadi empat kelompok (A,B,C,D)
f.Memberikan tugas LKS kepada setiap kelompok
g.Setiap kelompok menyampaikan hasil kelompok
h.Menyimpulkan dan memberikan tes akhir pelajaran
3.Pengamatan
a.Melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran
b.Menentukan kelebihan dan kelemahan pembelajaran
4.Refleksi
a.menganalisa kelemahan dan kelebihan pembelajaran
b.Membuat perencanaan tindakan sesuai dengan hasil analisa
c.Melakukan tindak lanjut
Siklus II (Kedua)
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua merupakan lanjutan dari hasil analisa pada siklus 1(satu)
1.Perencanaan
  a.Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran
  b.Menyusun skenario pembelajaran
  c.Menyiapkan dan memeriksa pertanyaan yang akan disebarkan
  d.Memeriksa alat peraga, chart, lembar pengamatan, LKS dsb.
2.Pelaksanaan
   Secara garis besar kegiatan pembalajaran meliputi:
   a.Menyiapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
   b.Menjelaskan cara materi pokok yang akan diajarkan,
   c.Memberikan tugas kepada setiap kelompok berupa LKS
   d.Setiap kelompok berdiskusi menyelesaikan soal LKS
   e.Setiap kelompok menyampaikan hasil LKS
   f.Menyimpulkan dan memberikan test akhir pelajaran


3.Pengamatan
   a.Melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran (observer)
   b.Mencatat kelebihan dan kelemahan pembelajaran
4.Refleksi
   a.Menganalisis kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran
   b.Mengalisa kelebihan atau kemajuan pembelajaran





























BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
           Keberhasilan dalam belajar diukur berdasarkan indikator keberhasilan.Secara individu, siswa dapat dikatakan berhasil jika memperoleh nilai 65 dan untuk setiap kelompok dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai 80.
           Hasil belajar siswa pada siklus 1 (satu) dapat diketahui dari hasil pengamtan teman sejawat maupun guru yang manunjukan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada materi pokok simetri lipat sudah memuaskan. Hal itu dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata tes akhir pelajaran yang mencapai 60. Sedangkan hasil kerja kelompok menunjukan rata-rata 75. Meskipun nilai tersebut belum mencapai target yang ditentukan, namun aktifitas siswa dalam pembelajaran mulai meningkat dari sebelumnya.
         Pada siklus II (dua) hasil belajar siswa khususnya pada masing-masing kelompok dalam menguasai materi simetri lipat menunjukkan adanya peningkatan.Hal itu dapat diketahui dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh guru maupun observer (teman sejawat).Pencapaian hasil belajar kelompok pada siklus II (dua) menjapai rata-rata (90).Sedangkan tes hasil belajar perorangan mencapai rata-rata (90).
         Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa dengan penerapan pendekatan contextual teaching and learning dalam mengajarkan materi pokok satuan panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Aktifitas dan kreatifitas siswa dalam belajar meningkat. Setiap kelompok menampakkan kekompakan dan antusias dalam belajar.
B.Pembahasan
Hasil perbaikan pembelajaran pokok bahasan satuan panjang tanpa menggunakan alat metode contextual teaching and learning menunjukan bahwa hasil pembelajaran yang diperoleh dikategorikan rendah hanya mencapai 55%. Rendahnya pencapaian hasil belajar tersebut disebabkan karena : aktifitas siswa dalam belajar rendah,penerapan metode pembelajaran kurang efektif, media pembelajaran yang digunakan belum tepat, dan pembelajaran tidak dikondisikan dalam suasana yang menarik dan menyenangkan.
Pada siklus 1 (Satu) aktifitas pembelajaran dalam mengajarkan pokok bahasan Simetri Lipat dengan menggunakan kontextual teaching and learning menampakkan angka kenaikan kualitas belajar dan hasil belajar yang cukup signifikan. Hampir semua anggota kelompok dapat berdiskusi dengan serius. Dalam kegiatan berdiskusi, anggota kelompok saling bertukar pendapat untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Hasil kerja kelompok dalam mengerjakan tugas LKS menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hasil kerja kelompok dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok A memperoleh nilai rata-rata 80, kelompok B dengan perolehan nilai rata-rata 75, kelompok C dengan nilai 75,dan kelompok D 70.Sedangkan hasil tes individu mencapai rata-rata 75

Tabel 2
Hasil Kerja Kelompok (Siklus I)
Kelompok
Nilai
Mutu
A
80
Cukup baik
B
75
Cukup
C
75
Cukup
D
70
Cukup
Rata-rata
75
Cukup

Keberhasilan belajar diukur sesuai dengan indicator keberhasilan seperti pada siklus I (Satu). Aktifitas siswa dalam belajar pada siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I.Hal itu dapat diketahui dari nilai kerja kelompok pada siklus rata-rata (75) mengalami kenaikan pada siklus II yang mencapi nilai rata-rata (90). Hasil tes setiap siswa pada akhir pelajaran pada siklus I mencapai rata-rata (70) dan naik menjadi (90) pada siklus II.Secara umum kesan belajar berdasarkan hasil kuiz dengan para siswa yang mengatakan bahwa suasana belajar yang dialaminya menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan analisa penulis dan pengamatan teman sejawat atas jalannya perbaikan pembelajaran pada siklus II sudah mencapai indicator yang diisyaratkan. Dari hasil belajar tersebut maka tidak perlu lagi dilakukan perbaikan pembelajaran.



Tabel 3.
Hasil Kerja Kelompok (siklus II)
KELOMPOK
NILAI
MUTU
A
95
Baik
B
85
Baik
C
90
Baik
D
90
Baik
Rata-rata
90
Baik
Tabel 4.
Hasil Evaluasi Belajar
No
NAMA SISWA
NILAI YANG DIPEROLEH
KET
SIKLUS I
SIKLUS II
1
ARI ROBET
75
95

2
ANTONTIUS
80
85

3
ARIYANTI
70
90

4
BERNADUS
75
90

5
EGA SAPUTRA
70
90

6
ELMA
75
95

7
EVA RIANI
80
90

8
FILADELVIA
70
90

9
HENIATI
75
90

10
JUNAIDI
80
85

11
KAVERIUS
70
90

12
NOPIYANTI
70
90

13
PETRUS
80
95

14
PETRONELA
75
90

15
SLAMET
70
90

16
THOMAS
75
85

17
YOGI
80
90

18
YACOBUS
75
90

19
YUNI SAFITRI
75
95

20
ZENI VITIANI
80
90


Jumlah Rata-rata
75
90






Tabel.5
CONTOH LEMBAR KUIS
Nama Siswa :…………………………
No
Pernyataan
Opsion
Respon
Ya
Tdk
1




2




3



4


5

6
Menurut pendapatmu pelajaran hari ini


Cara guru mengajar




Adanya guru pengamat dan kepala Sekolah didalam kelas
Materi yang diajarkan guru hari ini
Pembagian kelompok
Adakah guru member penilaian hasil belajarmu




a.      Sangat menyenangkan
b.       Menyenangkan
c.       Tidak menyenangkan
d.       Sangat tidak menyenangkan
a.      Sangat menyenangkan
b.       Menyenangkan
c.       Tidak menyenangkan
d.       Sangat tidak menyenangkan
a.      Sangat mengganggu
b.     Mengganggu
c.      Tidak mengganggu

a.      Sangat saya pahami
b.     Saya pahami
c.      Tidak saya pahami
a.      Adil
b.     Tidak adil
a.      Ada
b.     Tidak ada